Bali its not my hometown, tapi saya mulai menyukai Bali karena saya sudah menemukan teman-teman, saudara dan juga lingkungan yang cukup membuat saya nyaman di sini.
Orang-orang selalu bilang “welcome to paradise” jika itu menyangkut Bali.
Sedikit tentang Bali yang mulai saya nikmati ini, Bali yang dua tahun lalu saya datangi ini sangat legang namun belakangan mulai padat dnegan banyaknya di bangun hotel, restaurant club dan sarana public lainnya. Untuk bisnis tertentu hal ini sangat menguntungkan apalagi kalau bisa ambil bagian dalam project-project yang mereka dirikan, namun dalam hal “jati diri” saya sedikit khawatir (boleh kan khawatir?) kalau Bali kehilangan jati dirinya, karena sekarang saya mulai melihat ada bangunan yang mungkin sih masih belum melebihi batas maximum tinggi bangunan yang ditentukan, namun dilihat dari padatnya bangunan dan padatnya jalan ke-exotisan Bali yang dulu sedikit berkurang.
Well, apapun dalihnya buat saya masih tetap menyenangkan berada di Bali karena saya dapat menikmati indahnya sunrise di Sanur dan sunset di pantai Kuta.
Saya teringat bagaimana indahnya kota Verona di Italy sana, eh..saya belum pernah kesana memang tapi saya sudah banyak menikmatinya di film-film, heee terutama Letter to Juliette. Kota yang indah dan masih melekat kuat nilai hystoricnya. Nah, saya menyukai Bali karena saya menganggap Bali seperti itu.
Bali has its own story.
Saya tak pernah berpikir untuk hijrah ke Bali sebelumnya, hanya saat itu saya sedang melarikan diri, ingin mengobati sakit hati karena saya sedang galau akhirnya lari ke Bali dan sehingga akhirnya menemui kenyamanan tersendiri karena banyak hal menarik yang saya ingin ketahui tentang Bali terutama tariannya! Sampai sekarang keinginan saya belajar menari Bali belum keturutan!
mampir ke surabaya donk
Mana ni mbak foto2nya?
Penasaran deh dengan kenikmatan yang dirasain di Bali seperti apa 😀
aku pernah nggak sengaja masuk ke rumah di mana di sana anak anak lagi berlatih tari Bali Han, di Ubud wkt itu, dan tentu saja perhatianku tertuju pada gaya mereka waktu memainkan bola mata 🙂
sekali q ke bali namun sulit terlupakan…..
salam persahabatan selalu dr MENONE
Bicara soal bali jadi inget saat SMA tour ke bali,waktu itu sedang asik belanja di toko kaos kata-kata yang terkenal itu, HP hampir raib,terus habis belanja rencana mau langsung ke kuta dan naik komotra tapi macet dan kami(saya dan 3 teman saya) pun rela lari-lari demi bisa menatap sunset tapi apa daya detik-detik sunset terlewatkan.Andai matahari bisa dikembalikan seperti iklan rokok yang punya slogan GO AHEAD. 😦
Ngomongin soal Bali, katanya sih orang luar lebih tahu nama Bali daripada nama Indonesia itu sendiri… Jadi miris mendengarnya…
Balisentris. :p
Hani, I do like Bali so much when we spent some days in Bali. No doubt u hv the strong reason to stay in Bali. Btw, bunda mau minta izin nih mau ikutan lomba foto SEGGER (Senyum Exkpresi Blogger) yang foto DUET (kita berdua tuh). Buat partisipasi aja siapa tahu masuk nominasi, qiqiqiqiqiiiiiiii…… Judulnya Senyum manis dua generasi. Oke gak? Let me know, Hani.
Pingback: Homepage
Saya belum menyukai Bali. Hati saya masih Surabaya. 😀
Eh salah ya, membandingkan kota dengan pulau?
Salam kenal ya… Bila ke bali jangan lupa mampir ke spa kami di Jl. Kartika Plaza No. 18 ada diskon menarik loh 🙂