Saya mulai artikel saya ini dengan pertanyaan “Berapa trilliun yang kita butuhkan untuk sebuah balas budi?” Saya kira sekecil apapun sebuah bantuan ikhlas dari seseorang akan bernilai besar bagi mereka yang faham dengan sebuah nilai ketulusan jadi seberapa besar uang yang kita punya saya kira tidak bisa membayarnya selain dengan ketulusan itu sendiri.
Terdengar sedikit melankolis dan melebih-lebihkan akan tetapi, ini adalah benar.
Kita tidak pernah tahu atau sadar sekecil apapun bantuan seseorang ternyata mampun memberikan makna dan perubahan yang sangat besar dalam kehidupan kita. Bagaimana memaknai hal tersebut? tentu butuh perenungan.
Nah, apalagi jika balas budi itu terhadap orang tua. Merawat anak, membesarkan, mendidik, menyayangi anak memang kewajiban mereka sebagai orang tua, namun apakah sebanding dengan semua yang mereka berikan jika sedikit saja orang tua meminta kita melakukan sesuatu yang padahal untuk kebaikan kita juga tetapi kita bilang “tidak apa mengorbankan perasaan demi orang tua”. Coba hitung seberapa banyak yang sudah kita berikan pada mereka? apakah sudah sebanding?
Kita tidak boleh perhitungan dengan orang tua, mereka sudah berusaha melakukan kewajiban mereka jadi sekarang apa kewajiban kita sebagai anak?
sepakat
setojooo banget Han..
Hutang emas dapat dibayar, hutang budi dibawa mati
Aku sebenarnya bingung han. tapi kalau soal orang tuanya seh aku setuju banget..
sebuah ketulusan adlh tak ternilai.. 🙂