Cerita ini bermula pada saat jam makan siang, obrolan seru memang selalu dibuka di jam makan siang karena ini jamnya mengendorkan otak setelah kita mikirin pekerjaan, right? He he he
Adik saya bercerita tentang pengalamannya di jalan raya kemarin sore, dia bilang bertemu dengan anak SMA yang kebut-kebutan dan adik saya berusaha mengingatkan saja karena kondisi jalanan yang padat terlihat sangat bahaya untuk kebut-kebutan, eh si anak SMA tidak tahunya berhenti dan mundur melihat plat motor adik saya dan dikarenakan plat motor adik saya “N” yang artinya itu dari Malang dia marah-marah dan menyumpahi adik saya, dalam Bahasa Indonesia kurang lebih seperti ini:
” Kamu orang pendatang saja macam-macam! ********“
Dibubuhi dengan umpatan tidak sopan, saya tidak kebayang nanti kalau beneran mereka jatuh lalu adik saya bilang:
“Saya kan cuma pendatang, Dek…maaf gak bisa bantuin kamu“
Ya, tentu saja adik saya tidak akan melakukan hal itu. Karena di keluarga, kami selalu dididik tentang kepedulian.
Mungkin, para pendatang di Bali sering mendapatkan perilaku demikian oleh beberapa penduduk Bali yang kurang mengerti atau mungkin tidak faham bahwa adanya pendatang untuk Pulau Dewata tercinta ini juga turut membangun, kami peduli lho dengan kebersihan dan keelokan pulau ini terbukti kami para pendatang tak sedikit yang bergabung dengan organisasi non profit demi keelokan atau kemakmuran Pulau Dewata tercinta ini.
TIDAK semua, tetapi ada beberapa dari mereka yang belum pernah merantau akan sangat mudah berkata atau mengeluarkan kata-kata “Pendatang”. Ini bukan tahun 1942, di mana rasis masih terjadi di mana-mana. Ini sudah 2013 di mana technology sudah berkembang dan setiap orang bisa keluar dan masuk dengan mudah jika cara berpikir kita masih seperti katak dalam tempurung bagaimana negara ini bisa terus maju.
Hanya sebuah opini penduduk baru yang sedang mengurusi perpindahan 🙂
Salam Cinta Batik
pendatang dan penduduk asli mudah2an tidak ada saling berselisih ya
wah udah mau jadi penduduk bali ya mba.. ya gitu deh kalau diliat-liat masih koq yang kaya gitu terutama bagi para penduduk yang egois kaya gituh hehe