Setelah membaca artikel-nya Acacicu.com mendadak saya diingatkan kembali dengan satu peristiwa 2 tahun yang lalu. 2 tahun yang lalu menjelang lebaran, tepatnya menjelang saya pulang kampung seorang teman sekampung, cowok mengajak saya dan sepupu keliling kota Denpasar. Dia bilang, malam itu kami bisa minta makan apa saja dan dia yang akan mentraktir. Tentu saja saya sambut gembira meskipun esoknya kami masih akan menempuh perjalanan bersama.
Dia dan sepupu saya menyaerahkan pilihan pada saya yang pada akhirnya pilihan saya jatuhkan pada makanan favorit saya yaitu ikan bakar. Dia setuju begitupula sepupu dan akhirnya kami berkeliling dari satu lapak ke lapak lainnya sampai hampir satu jam kami tidak mendapatkan apa yang kita mau, ada hampir 3 lapak bilang sudah habis dan lapak lain mengatakan tidak ada padahal terang-terangan di spanduk luar ada menu ikan. Ga harus bakar, goreng pun gak apa tp memang tidak ada.
Malam itu adalah malam terakhir dia di Bali karena setelah lebaran dia akan menikah dan tidak kembali. Usai sudah penelusuran kami di warung pinggir jalan dengan makan lalapan ayam di jalan Teuku Umar, ha ha ha
Warung-warung di pinggir jalan ini ternyata memasang menu hoax 😀
Walaaah.. iya paling sebel ya kalo udah kepengen2 eh ternyata malah ga ada semua gitu.. hihi
iya setuju nih banyak warung pinggir jalan yang hoax tapi yang di ruko-ruko juga banyak sih yang hoax mereka seperti mengejar list menu yang komplit tanpa memeratikan mampu apa gak memenuhi permintaan konsumen
Mungkin udah kehabisan …
hehe
tapi emang sebel banget …
kalo liat daftar menu …
eeehhh pas kita pesen … ini udah abis Om …
yang ini nggak ada om
yang itu udah nggak jual om …
dst
Padahal hari masih jam 11 pagi …
Heheheh
Salam saya