Yang pernah melakukan perjalanan dari Jawa ke Bali via darat pasti akan melewati Pantai Yeh Leh. Pertama kali saya mengenal Pantai Yeh Leh ini sekitar tahun 2011 walaupun saya di Bali sudah semenjak dua tahun sebelumnya. Saat itu bersama sahabat yang juga saya kenal dari ngeblog di Blogdetik yang sekarang Platform-nya ditutup. Rumah sahabat saya ini di Jembrana, dan lokasi Pantai Yeh Leh atau kadang kita menyebutnya Pantai Patung Sapi karena di dekat pantai ada patung Sapi.
Lalu, adek saya menikah dengan orang Negara. Negara adalah sebuah wilayah yang lokasinya kurang lebih satu jam sebelum Gilimanuk. Karena saya sering antar jemput dia ke mertuanya, akhirnya saya pun menjadi sering melewati Pantai ini, pulang dan perginya.
Pantai ini bukan destinasi wisata. Karena begitu masuk kita langsung menemukan banyak semacam bale bengong permanen lengkap dengan meja dan kursi dan di ujung selatan terdapat hamparan rumput hijau yang segar dan bersih.
Di sana terletak juga toilet berbayar dan berjajar beberapa warung makan yang menjual bakso, soto, minuman serta beberapa makanan kecil lainnya. Memang yang disayangkan kesadaran masyarakat yang mampir di sana akan kebersihan kurang, jadi saya masih bisa melihat beberapa sampah di lokasi mereka duduk.
Dengan pemandangan hijau dan biru yang membentuk harmony ini membuat kita bisa berbaring dengan tenang di hamparan rumput hijau sambil menatap langit dan mendengarkan deburan ombak yang hanya beberapa meter dari situ. Sungguh lokasi yang pas untuk beristirahat, makan dan relaksasi sebelum melanjutkan perjalanan.
Masuk ke Pantai Yeh Leh gratis, kami hanya membayar parkir Rp. 2,000 untuk mobil! That’s it. Setelah itu kita bebas mau istirahat, makan atau tidur di hamparan rumput yang hijau. Yang pesti diingat hanyalah menjaga kebersihan.
Ini termasuk surga pantai. Semoga pengunjung yang datang tetap menjaga kebersihannya. Rumputnya tetap hijau seperti itu. Perpaduan unik, birunya laut dan hijaunya rumput.